Hallo Indonesia-ku
25 Desember 2008
Saya ketikkan jari jemari ini diatas keyboard komputer, sekedar ingin mengeluarkan isi hati mengenai negara kita yang harus tetap kita cintai dengan sepenuh hati walaupun... bagaimana keadaannya.
Terkadang ada orang yang tidak adil dan bijaksana dalam menilai Indonesia ini..., mereka merasa Indonesia adalah negeri yang sudah tidak patut dicinta lagi, karena terlalu banyak kejahatan moral, masalah ekonomi, korupsi, dan sebagainya. Padahal selayaknya, negeri kita tercinta ini tidaklah patut dipersalahkan, karena yang bersalah adalah orang yang melakukan hal-hal tersebut di atas, bukan negara Indonesianya sendiri.
Yang lebih memprihatinkan, karena kebencian mereka kepada Indonesia, atau karena kecintaan kepada negeri tercinta ini mungkin sudah berkurang atau bahkan sudah tidak ada, banyak orang-orang yang terlahir dan besar di Indonesia, serta mulai membangun prestasi di sini, yang meninggalkan Indonesia hanya karena iming-iming berupa materi. Mungkin kita bisa lihat, banyaknya ilmuwan atau pun olahragawan, dan sebagainya, yang semula membawa harum nama Indonesia di kancah Internasional, sekarang sudah balik menjadi musuh-musuh atau pesaing dari Indonesia dengan membawa harum negara lain.
Kalau kita masih cinta Indonesia, sebenarnya nggak banyak yang Indonesia tuntut dari kita. Indonesia hanya menuntut kita para penduduknya memberikan apa yang mampu kita berikan. kalau kita tidak mampu memberikan hal yang besar dan luar biasa, berikan saja hal-hal kecil serta biasa, sepanjang hal tersebut bisa berdampak positip bagi Indonesia beserta para penghuni negeri lainnya.
Kalau kita cinta Indonesia, "hentikan" kebiasaan-kebiasaan yang bisa membuat Indonesia semakin terpuruk. Hentikan kebiasaa-kebiasaan buruk yang sudah sedemikian membudaya sepert; korupsi, suap menyuap, dan sebagainya.
Bagaimana penduduk Indonesia mau sejahtera jika korupsi masih terus kita saksikan setiap hari, yang bukan hanya terjadi di tingkat atas, korupsi tersebut terjadi hingga ke tingkat bawah. Bantuan dari pemerintah pusat untuk masyarakat, bantuan dari pemerintah untuk dinas-dinas kecamatan, gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan sebagainya, selalu saja dan telah merjadi kebiasaan, selalu dipotong dan dipotong hingga jumlah yang sampai tidak sesuai dengan yang seharusnya diterima, bahkan banyak juga dana yang bersifat bantuan yang tidak disampaikan.
Bagaimana Indonesia bisa bangkit dan menjadi negara yang penuh berkah, jika kita saksikan suap menyuap telah begitu membudaya. Salah satu contoh yang selalu kita dengar dan saksikan adalah, jika seseorang ingin melamar kerja ke sebuah instansi/perusahaan baik negeri maupun swasta, banyak yang harus mengeluarkan biaya sebagai uang pelicin. Padahal, andaikan mereka diterima bekerja akibat adanya suap menyuap tersebut, gaji dari hasil pekerjaan yang mereka nikmati adalah bukan sesuatu yang halal. Ibaratnya, jika kita menanam sebuah pohon, sementara bibitnya hasil curian, lalu pohon tersebut berkembang biak serta berbuah, maka tetap saja buahnya tersebut tidak halal untuk dimakan. Bagaimana orang yang terlibat suap menyuap bisa membawa berkah dari hasil suap menyuapnya, sedangkan di badannya saja membawa sesuatu yang tidak halal, andaikan dia beribadah dan berdo'a, maka ibadah dan do'anya tersebut juga tidaklah akan diterima karena pada badannya terdapat sesuatu yang tidak halal.
Kalau kita cinta Indonesia, maka jangan anggap korupsi, suap menyuap, dan sebagainya sebagai hal yang biasa, apalagi jika kita serta merta turut melakukannya, karena hal tersebut bisa semakin membudaya.
Maaf.. di sini saya tidak menggurui, apalagi menghakimi, ini hanya merupakan isi hati saya yang masih terdapat cinta di dalamnya buat negeri ini.
Semoga bermanfaat...!!!
Terkadang ada orang yang tidak adil dan bijaksana dalam menilai Indonesia ini..., mereka merasa Indonesia adalah negeri yang sudah tidak patut dicinta lagi, karena terlalu banyak kejahatan moral, masalah ekonomi, korupsi, dan sebagainya. Padahal selayaknya, negeri kita tercinta ini tidaklah patut dipersalahkan, karena yang bersalah adalah orang yang melakukan hal-hal tersebut di atas, bukan negara Indonesianya sendiri.
Yang lebih memprihatinkan, karena kebencian mereka kepada Indonesia, atau karena kecintaan kepada negeri tercinta ini mungkin sudah berkurang atau bahkan sudah tidak ada, banyak orang-orang yang terlahir dan besar di Indonesia, serta mulai membangun prestasi di sini, yang meninggalkan Indonesia hanya karena iming-iming berupa materi. Mungkin kita bisa lihat, banyaknya ilmuwan atau pun olahragawan, dan sebagainya, yang semula membawa harum nama Indonesia di kancah Internasional, sekarang sudah balik menjadi musuh-musuh atau pesaing dari Indonesia dengan membawa harum negara lain.
Kalau kita masih cinta Indonesia, sebenarnya nggak banyak yang Indonesia tuntut dari kita. Indonesia hanya menuntut kita para penduduknya memberikan apa yang mampu kita berikan. kalau kita tidak mampu memberikan hal yang besar dan luar biasa, berikan saja hal-hal kecil serta biasa, sepanjang hal tersebut bisa berdampak positip bagi Indonesia beserta para penghuni negeri lainnya.
Kalau kita cinta Indonesia, "hentikan" kebiasaan-kebiasaan yang bisa membuat Indonesia semakin terpuruk. Hentikan kebiasaa-kebiasaan buruk yang sudah sedemikian membudaya sepert; korupsi, suap menyuap, dan sebagainya.
Bagaimana penduduk Indonesia mau sejahtera jika korupsi masih terus kita saksikan setiap hari, yang bukan hanya terjadi di tingkat atas, korupsi tersebut terjadi hingga ke tingkat bawah. Bantuan dari pemerintah pusat untuk masyarakat, bantuan dari pemerintah untuk dinas-dinas kecamatan, gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan sebagainya, selalu saja dan telah merjadi kebiasaan, selalu dipotong dan dipotong hingga jumlah yang sampai tidak sesuai dengan yang seharusnya diterima, bahkan banyak juga dana yang bersifat bantuan yang tidak disampaikan.
Bagaimana Indonesia bisa bangkit dan menjadi negara yang penuh berkah, jika kita saksikan suap menyuap telah begitu membudaya. Salah satu contoh yang selalu kita dengar dan saksikan adalah, jika seseorang ingin melamar kerja ke sebuah instansi/perusahaan baik negeri maupun swasta, banyak yang harus mengeluarkan biaya sebagai uang pelicin. Padahal, andaikan mereka diterima bekerja akibat adanya suap menyuap tersebut, gaji dari hasil pekerjaan yang mereka nikmati adalah bukan sesuatu yang halal. Ibaratnya, jika kita menanam sebuah pohon, sementara bibitnya hasil curian, lalu pohon tersebut berkembang biak serta berbuah, maka tetap saja buahnya tersebut tidak halal untuk dimakan. Bagaimana orang yang terlibat suap menyuap bisa membawa berkah dari hasil suap menyuapnya, sedangkan di badannya saja membawa sesuatu yang tidak halal, andaikan dia beribadah dan berdo'a, maka ibadah dan do'anya tersebut juga tidaklah akan diterima karena pada badannya terdapat sesuatu yang tidak halal.
Kalau kita cinta Indonesia, maka jangan anggap korupsi, suap menyuap, dan sebagainya sebagai hal yang biasa, apalagi jika kita serta merta turut melakukannya, karena hal tersebut bisa semakin membudaya.
Maaf.. di sini saya tidak menggurui, apalagi menghakimi, ini hanya merupakan isi hati saya yang masih terdapat cinta di dalamnya buat negeri ini.
Semoga bermanfaat...!!!
0 komentar:
Posting Komentar