Belajar Bersabar dan Bersyukur
07 Agustus 2008
Suatu ketika saya berada di halaman rumah orang tua saya di wilayah Bandung Timur, di pinggiran jalan yang menghubungkan antara dua kota kecil yang bernama Cicalengka dan Majalaya.
Tidak ada kejadian yang istimewa saat itu, hanyalah sebuah kenangan dan pengalaman yang cukup membekas di hati jika saya mengingat saat-saat tersebut.
Ada seorang lelaki yang berjalan kaki dari sebuah pelosok desa atau kampung untuk menjajakan seikat barang dagangan.
Berkilo-kilo meter jarak tempuh yang dilewatinya, dan rupanya belum ada seorang pun yang membeli dagangannya.
Bukan..., bukanlah barang dagangan yang mahal harganya, yang darinya ia bisa memperoleh banyak keuntungan. Tetapi hanyalah kumpulan dari bilahan-bilahan batang bambu untuk pagar rumah penduduk yang ia jual, serta jarang pula orang yang membutuhkannya. Dan tidak ada yang ia cari, kecuali untuk sekedar meraih sedikit untung yang bisa ia bawa pulang untuk menyambung kebutuhan hidupnya beserta keluarganya jika barang dagangannya tersebut laku terjual.
Ia juga bukanlah seorang lelaki yang masih muda serta kekar badannya, tetapi hanyalah seorang lelaki tua. Ya.., hanyalah seorang lelaki tua yang di kehidupan tuanya tersebut nasibnya tidaklah seberuntung orang-orang lain di sekitarnya.
Entahlah.. dengan anak-anaknya, mungkin nasibnya juga tidaklah jauh berbeda, sehingga belum bisa memberikan kehidupan yang layak bagi orang tuanya.
Kejadian tersebut bukanlah sekali, tapi berkali-kali saya atau kita melihat hal dan kejadian yang serupa.
Masih beruntung keadaan kita jika di bandingkan dengan keadaan mereka. Berjuta-juta orang seperti mereka, bahkan tidak sedikit yang lebih parah lagi keadaannya dari mereka, yang jangankan memikirkan untuk bisa chatting ataupun browsing, untuk makan sekali dalam sehari saja mereka sudah susah.
Sudah sepantasnya bila kita belajar untuk bersyukur... karena kehidupan kita bisa lebih baik daripada kehidupan mereka, walaupun mungkin kita sendiri juga cukup kewalahan menyiasati kehidupan di zaman sekarang yang segala sesuatu serba mahal..., yang dengannya juga kita mesti belajar untuk bersabar....
Semoga bermanfaat...!
Tidak ada kejadian yang istimewa saat itu, hanyalah sebuah kenangan dan pengalaman yang cukup membekas di hati jika saya mengingat saat-saat tersebut.
Ada seorang lelaki yang berjalan kaki dari sebuah pelosok desa atau kampung untuk menjajakan seikat barang dagangan.
Berkilo-kilo meter jarak tempuh yang dilewatinya, dan rupanya belum ada seorang pun yang membeli dagangannya.
Bukan..., bukanlah barang dagangan yang mahal harganya, yang darinya ia bisa memperoleh banyak keuntungan. Tetapi hanyalah kumpulan dari bilahan-bilahan batang bambu untuk pagar rumah penduduk yang ia jual, serta jarang pula orang yang membutuhkannya. Dan tidak ada yang ia cari, kecuali untuk sekedar meraih sedikit untung yang bisa ia bawa pulang untuk menyambung kebutuhan hidupnya beserta keluarganya jika barang dagangannya tersebut laku terjual.
Ia juga bukanlah seorang lelaki yang masih muda serta kekar badannya, tetapi hanyalah seorang lelaki tua. Ya.., hanyalah seorang lelaki tua yang di kehidupan tuanya tersebut nasibnya tidaklah seberuntung orang-orang lain di sekitarnya.
Entahlah.. dengan anak-anaknya, mungkin nasibnya juga tidaklah jauh berbeda, sehingga belum bisa memberikan kehidupan yang layak bagi orang tuanya.
Kejadian tersebut bukanlah sekali, tapi berkali-kali saya atau kita melihat hal dan kejadian yang serupa.
Masih beruntung keadaan kita jika di bandingkan dengan keadaan mereka. Berjuta-juta orang seperti mereka, bahkan tidak sedikit yang lebih parah lagi keadaannya dari mereka, yang jangankan memikirkan untuk bisa chatting ataupun browsing, untuk makan sekali dalam sehari saja mereka sudah susah.
Sudah sepantasnya bila kita belajar untuk bersyukur... karena kehidupan kita bisa lebih baik daripada kehidupan mereka, walaupun mungkin kita sendiri juga cukup kewalahan menyiasati kehidupan di zaman sekarang yang segala sesuatu serba mahal..., yang dengannya juga kita mesti belajar untuk bersabar....
Semoga bermanfaat...!
0 komentar:
Posting Komentar